We Love God!

God: "I looked for someone to take a stand for me, and stand in the gap" (Ezekiel 22:30)

Although Father and Son are the same in essence and equally God, they function in different roles. By God’s own design, the Son submits to the Father’s headship. The Son’s role is by no means a lesser role; merely a different one. Christ is in no sense inferior to His Father, even though He willingly submits to the Father’s headship. The same is true in marriage. Wives are in no way inferior to husbands, even though God has assigned husbands and wives different roles. The two are one flesh. They are absolutely equal in essence. Although the woman takes the place of submission to the headship of man, God commands the man to recognize the essential equality of his wife and love her as his own body.
John MacArthur

No wonder Jesus concluded in Luke 12:28 with the words, “You men of little faith.” How can we observe how God provides for His lesser creation and then believe He will not provide for His children? How can we trust God for the eternal salvation of our souls and then believe He will fail to provide for our basic necessities (Rom. 8:32)? How can we believe God has a wonderful plan for our lives, but He can’t keep us alive? Where is our faith?
Randy Smith

Bible – FREE Online Indonesian (Terjemahan Baru). Kidung Agung Chapter 5:1-16.

Main Index: Indonesian (Terjemahan Baru)

 

Kidung Agung 5

[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]

5:1 –Aku datang ke kebunku, dinda, pengantinku, kukumpulkan mur dan rempah-rempahku, kumakan sambangku dan maduku, kuminum anggurku dan susuku. Makanlah, teman-teman, minumlah, minumlah sampai mabuk cinta!

5:2 Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. “Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!”

5:3 “Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?”

5:4 Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.

5:5 Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.

5:6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.

5:7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.

5:8 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!

5:9 –Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai jelita di antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, sehingga kausumpahi kami begini?

5:10 –Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang.

5:11 Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti gagak.

5:12 Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk pada kolam yang penuh.

5:13 Pipinya bagaikan bedeng rempah-rempah, petak-petak rempah-rempah akar. Bunga-bunga bakung bibirnya, bertetesan cairan mur.

5:14 Tangannya bundaran emas, berhiaskan permata Tarsis, tubuhnya ukiran dari gading, bertabur batu nilam.

5:15 Kakinya adalah tiang-tiang marmar putih, bertumpu pada alas emas murni. Perawakannya seperti gunung Libanon, terpilih seperti pohon-pohon aras.

5:16 Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem.

 



Webnet77.com