We Love God!

God: "I looked for someone to take a stand for me, and stand in the gap" (Ezekiel 22:30)

Ironically, asking someone to cultivate humility is a bit like asking him to think about himself without thinking about himself.
Jerry Wragg

The kind of love that animates the inclusivist god is more akin to sentimentalism than God's holy affection. If love means God abandons all of His other attributes, then love itself is deified. The love of God does not dictate that He abandon His justice or holiness. In fact, the glory of the gospel is that God is both just and justifier of the ungodly. God does not allow unregenerate sinners to do as they will, worship what they wish, live as they please, and still go free. In the divine scheme of things, sin demands punishment. The rebellion of self-worship requires wrath. Yet, the God of wrath is no less than the God of mercy. He is the same God. Were God never to have offered salvation to any sinner, His love would still survive unblemished. The reality and riches of God's love is not measured in the number of person's saved, but in the magnificence of the attribute itself.
Ben Mitchell

Bible – FREE Online Indonesian (Terjemahan Baru). Ayub Chapter 7:1-21.

Main Index: Indonesian (Terjemahan Baru)

 

Ayub 7

[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
[31]
[32]
[33]
[34]
[35]
[36]
[37]
[38]
[39]
[40]
[41]
[42]

7:1 “Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?

7:2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya,

7:3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan.

7:4 Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.

7:5 Berenga dan abu menutupi tubuhku, kulitku menjadi keras, lalu pecah.

7:6 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.

7:7 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.

7:8 Orang yang memandang aku, tidak akan melihat aku lagi, sementara Engkau memandang aku, aku tidak ada lagi.

7:9 Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali.

7:10 Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya.

7:11 Oleh sebab itu akupun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku.

7:12 Apakah aku ini laut atau naga, sehingga Engkau menempatkan penjaga terhadap aku?

7:13 Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku,

7:14 maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal,

7:15 sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku.

7:16 Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja.

7:17 Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan,

7:18 dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?

7:19 Bilakah Engkau mengalihkan pandangan-Mu dari padaku, dan membiarkan aku, sehingga aku sempat menelan ludahku?

7:20 Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku?

7:21 Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi.”

 



Webnet77.com